Breaking News

Mari Mengenal ISIS lebih Dekat

Gubrak Indonesia
Sembilah Puluh tahun lalu, sistim pemerintahan Islam atau Khilafah resmi dihapuskan oleh Mustafa Kemal Atatürk yang merupakan antek Inggris. Sejak saat itulah pemerintahan Islam yang menaungi seluruhMuslim di dunia telah hilang.

Sejak saat itu…


Tidak ada lagi yang membela kehormatan Muslimah seperti apa yang pernah dilakukan oleh Kholifah Mu’tasim billah, dimana beliau mengirimkan pasukan yang jumlahnya mencapai puluhan ribu, dari gerbang Bagdad sampai ujungnya mencapai kota Ammuriah. Hanya untuk membela kehormatan Muslimah dari keturunan Bani Hasim yang tersingkap auratnya oleh seorang lelaki romawi.

Tidak ada lagi negara yang membela kehormatan Rasulullah Saw. seperti apa yang dilakukan oleh Kholifah Abdul Hamid II yang menggagalkan pementasan teater yang menghina Rasulullah Saw. dengan ancaman akan mengobarkan jihad akbar jika Inggris dan Perancis tetap memberikan izin pada kelompok teater itu.

Tidak ada lagi perisa umat Islam yang akan melindungi kehormatan rakyatnya, seperti yang disabdakan Nabi Saw.

“Sesungguhnya seorang pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan mendapatkan akibatnya.” (HR Muslim)

Tidak ada lagi pemerintahan Islam yang membela ketika saudara-saudara kita di Iraq, Afganistan, Pakistan, Suriah, Palestina, Rohingnya, Chechnya dan komunitas Muslim suku Uighur di Xinjiang, menerima perlakukan sewenang-wenang, mendapatkan perlakuan diskriminatif, bahkan sampai di siksa, dibantai, dikarenakan mereka menjalankan ketaatan pada Allah Swt. dan berjuang untuk tegaknya kalimat Tauhid di bumi ini.

Mau berharap pada siapa, pemimpin-pemimpin negeri Muslim? Mereka sudah masuk ke dalam sistim yang mau tidak mau harus tunduk pada sistim yang ada. Sedangkan sistim yang diterapkan saat ini tidak memungkinkan membantu kondisi saudara-saudara mereka di negara lain, selain hanya memberikan bantuan sebisanya.

Negeri-negeri Muslim menganggap, itu bukan urusan kami, itu urusan keluarga mereka, bukan urusan keluarga kami. Jika kami terlalu dalam mencampuri urusan keluarga orang lain, itu perbuatan yang tidak baik karena melanggar aturan Internasional.

Faktor Runtuhnya Kekhilafahan


Paham Nasionalisme memberikan andil dalam hal ini. Paham Nasionalisme disebarkan barat hingga membuat kaum Muslimin yang dulunya menganggap umat yang satu, menjadi kaum Muslimin yang mengelompokan diri sebagai Arab, Mesir, Turki dll.

Paham ini awalnya dihembuskan oleh Barat pada tubuh Negara Khilafah. Dengan maksud, agar ketika wilayah daulah Islam terpecah belah menjadi lebih dari 50 negara kecil, Barat lebih mudah menguasai suatu negara. Ibarat mematahkan sekumpulan lidi sekaligus itu susah, maka dengan mengambil satu persatu lidi untuk dipatahkan akan lebih mudah.

Selain paham Nasionalisme, masih banyak lagi faktor penyebab runtuhnya Kekhilafahan. Baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal seperti, bahasa arab yang mulai ditinggalkan, sehingga melemahnya pemahaman umat tentang Islam. Dengan bahasa arab inilah, seseorang yang memiliki derajat keilmuan tertentu mampu menggali hukum yang berkaitan dengan fakta baru yang tengah dihadapai Umat Islam pada waktu itu. Seperti, “Apakah TV halal atau haram?” dan “Apakah Al-Qur’an boleh dicetak” Disini perlunya penguasaan bahasa arab, tanpa adanya penguasaan bahasa arab, tidak ada ijtihad terkait dengan fakta baru yang dihadapi umat Islam.

Faktor eksternal didalamnya termasuk paham Nasionalisme. Selain itu, serangan fisik dari musuh-musuh Islam pada Daulah Khilafah juga menjadi penyebab runtuhnya Kekhilafahan.

Untuk mengetahui lebih detail penyabeb runtuhnya Kekhilafahan bisa dibaca dari penjelasan Ustadz Felix Siauw dan juga di website Hizbut Tahrir Indonesia.

Sikap Kita Seharusnya?


Menjadi tugas setiap Muslim yang sudah memahami tentang hal ini untuk ikut berjuang melanjutkan kembali kehidupan Islam menikuti metode Rasulullah Saw.

Bisyarah Rasulullah Saw. tentang kembalinya Khilafah tidak diragukan lagi kebenarannya.

“… Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” Beliau kemudian diam. [HR Ahmad dan al-Bazar]

Maka tugas kita hanyalah ikut berjuang, mengenai kapan tegaknya kita tidak mengetahuinya. Itu diluar pengetahuan kita.

ISIS bukan Khilafah yang Sah


Gubrak Indonesia

Perlu digaris bawahi, ISIS bukan Khilafah. Bahkan menurut mantan menteri luar negeri AS, Hillary Clinton dalam memoarnya berjudul ‘Hard Choice’, ia, “telah mengakui dalam bukunya bahwa Amerika Serikat menciptakan Negara Islam dan berencana mengakui kehadirannya.”


Hal tersebut sebagai salah satu upaya Amerika dan musuh-musuh Islam untuk memonsterisasi ide Khilafah. Dengan tujuan agar banyak kaum Muslim yang phobia dengan istilah Khilafah.

Logika sederhananya begini, jika ISIS adalah Khilafah yang sah secara syar’i, sejak memplokamirkan diri sebagai Khilafah, maka saat itu juga, ISIS harusnya memerangi Israel yang terang-terangan menjajah Palestina. Tapi kenyataaanya? Kita bisa melihat, belum ada kabar sampai saya menulis tulisan ini bahwa ISIS menyerang Israel. Justru yang terjadi, ISIS membunuh siapa saja yang tidak sependapat dengannya.

Selain itu secara syar’i, ISIS tidak sah jika dikatakan sebagai Khilafah. Karena ada beberapa hal yang tidak terpenuhi untuk dikatakan sebagai Khilafah.

Jangan Lupa Baca Juga Artikel Gubrak Indonesia Sang Penjaga NKRI

Tidak ada komentar