PERANG 10 NOVEMBER 1945 DAN PERAN RESOLUSI JIHAD
Latar Belakang
![]() |
Bung Tomo |
Kemerdekaan
Indonesia yang diproklamirkan 17 Agustus 1945 merupakan tantangan
Sekutu yang saat itu berkuasa setelah Jepang menyerah, datang dengan
diboncengi Belanda dengan tujuan mengambil alih kekuasaan Indonesia yang dianggap
wilayah jajahan Jepang yang secara otomatis dikuasai oleh Sekutu
sebagai pemenang perang. Pasukan sekutu mendarat di Jakarta pada
September 1945 dibawah pimpinan Let.Jend Sir Philip Christison dengan
kekuatan 3 divisi: Divisi May.Jend Hawthorn menguasai Jawa Barat, Divisi
May.Jend Mansergh menguasai Jawa Timur dan Divisi May.Jend -Chambers
menguasai Sumatera, Adapun Brig. Jend A.W.S.Mallaby yang mendarat di
Surabaya merupakan bagian pimpinan Mayjen D.C Hawthorn. Ketiga divisi
itu bertugas mengambil alih kekuasaan Indonesia dari Jepang. Pada 25 Oktober 1945, 6.000 tentara Inggris tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dipimpin Brigadir Jenderal Mallaby.
Surabaya merupakan kota Industri terbesar saat itu, kota pelabuhan tersebut merupakan pusat pergerakan dan berkumpulnya santri Nahdlatul Ulama (NU). Di kota ini juga para pemuda pesantren yang dekat dengan para kiai membentuk perkumpulan yang bernama Syubbanul Wathon, Pemuda Tanah Air. Kelak setelah NU berdiri organisasi para pemuda pesantren ini berganti nama menjadi Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO) dan menyatu dalam pasukan Hizbullah di bawah komando para kiai yang berada di garda depan perjuangan.
Surabaya merupakan kota Industri terbesar saat itu, kota pelabuhan tersebut merupakan pusat pergerakan dan berkumpulnya santri Nahdlatul Ulama (NU). Di kota ini juga para pemuda pesantren yang dekat dengan para kiai membentuk perkumpulan yang bernama Syubbanul Wathon, Pemuda Tanah Air. Kelak setelah NU berdiri organisasi para pemuda pesantren ini berganti nama menjadi Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO) dan menyatu dalam pasukan Hizbullah di bawah komando para kiai yang berada di garda depan perjuangan.
![]() |
Perobekan Bendera |
Pertemuan Soekarno dan K.H Hasyim Asyari
![]() |
K.H Hasyim Asy'ari |
Mendekati kedatangan Sekutu dan Belanda di Surabaya,
Presiden Soekarno menemui K.H Hasyim Asy’ari. Dalam pertemuan
bersejarah di Pondok Pesantren Tebu Ireng, kedua pemimpin tersebut
membahas situasi politik terkait kedatangan Pasukan Sekutu dibawah Komando Inggris. “Kiai, dipundi
Inggris datang niku (dalam bahasa jawa artinya: Kiai, bagaimana
tentang kedatangan Inggris itu?), gimana umat Islam menyikapinya?
“tanya Soekarno. Mendapat pertanyaan tersebut, Hasyim Asy’ari menjawab
dengan tegas. “Lho Bung, umat Islam jihad fisabilillah untuk NKRI, ini
Perintah Perang!” menjawab sekaligus bersedia memenuhi permintaan
bantuan Soekarno menghadapi ancaman pasukan Sekutu. Soekarno meminta
Hasyim Asy’ari dan warga pesantren untuk tidak segan-segan dalam
bertempur.
![]() |
Kiai Wahab Chasbullah |
Soekarno menemui K.H Hasyim Asy’ari karena pengaruhnya yang sangat
besar di kalangan umat Islam. Selain itu, pasukan PETA yang terbentuk
saat itu semua komandan batalyonnya adalah ulama, diantaranya Panglima
Divisi Suropati yaitu Kiai Imam Sujai, Divisi Ranggalawe Panglimanya
Jatikusumo, di Jawa Barat komandan resimennya Kiai Haji Noor Ali.
Pilihan Soekarno menemui K.H Hasyim Asy’ari tepat, karena mampu
menggerakkan umat Islam saat itu. Dampak perangnya pun luar biasa,
pertempuran Surabaya bagaikan neraka bagi pasukan Sekutu. Orang bisa
mati-matian berperang karena perintah jihad tadi. Sehingga, hari
Pahlawan 10 November tidak bisa dilepaskan dari Resolusi Jihad NU.
Resolusi Jihad
Seruan jihad melawan sekutu yang dikeluarkan Hasyim Asy’ari dikenal sebagai Resolusi Jihad, yaitu perintah
untuk segera meneriakkan perang suci melawan penjajah yang ingin
berkuasa kembali, dan disambut rakyat dengan semangat berapi-api.
Meletuslah peristiwa 10 November. Para kiai dan pendekar tua membentuk
barisan pasukan non reguler Sabilillah yang dikomandani oleh KH. Maskur.
Para santri dan pemuda berjuang dalam barisan pasukan Hisbullah yang
dipimpin oleh H. Zainul Arifin. Sementara para kiai sepuh berada di
barisan Mujahidin dipimpin oleh KH. Wahab Hasbullah. Disamping itu, Hasyim Asy’ari meminta Bung Tomo supaya teriak “Allahu Akbar.!!” untuk menggerakkan para pemuda, jasa utama Bung Tomo saat itu sebagai orator perang.
Ada tiga poin penting dalam Resolusi Jihad itu. Pertama, setiap muslim baik tua dan
muda, miskin sekalipun wajib memerangi orang kafir yang merintangi
kemerdekaan Indonesia. Kedua, pejuang yang mati dalam perang kemerdekaan
layak disebut syuhada. Ketiga, warga Indonesia yang memihak penjajah
dianggap sebagai pemecah belah persatuan nasional, maka harus dihukum
mati. Jadi, umat Islam wajib hukumnya membela tanah air. Bahkan, haram
hukumnya untuk mundur. Berikut ini kutipan resolusi jihad tersebut;
- Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 wajib dipertahankan;
- RI sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah harus dijaga dan ditolong;
- Musuh RI ialah Belanda yang kembali ke Indonesia dengan bantuan tentara Sekutu;
- Umat Islam harus mengangkat senjata melawan Belanda dan tentara Sekutu yang ingin menjajah Indonesia kembali; dan
- Perang suci wajib bagi setiap muslim yang tinggal dalam radius 94 kilometer, bantuan material bagi yang berada di luar radius tersebut
![]() |
pidato Bung Tomo |
Tewas Jenderal Sekutu
Mallaby dan pasukannya berada dalam posisi sulit, setiap gerakannya menjadi pusat perhatian warga yang tampak semakin gelisah. Awalnya, mereka disambut baik karena bertugas mengungsikan tentara Jepang. Namun keadaan berubah, ketika warga menyaksikan kotak senjata yang jatuh berantakan di rel kereta api berisi senjata api yang sebelumnya mengaku bahwa kotak-kotak itu berisi bahan makanan. Pada 27 Oktober, ketika selebaran disebarkan dari udara berisi perintah agar rakyat Indonesia segera menyerahkan senjata apa pun dalam tempo 48 jam segera memicu kemarahan.
Pertempuran
besar tak terhindarkan antara 6 ribu pasukan Inggris dengan 120 ribu
pemuda Indonesia yang terdiri dari para santri dan tentara. Akibat kalah
jumlah, Mallaby meminta bantuan Hawthorn
agar pihak Indonesia menghetikan pertempuran. Hawthorn meminta Soekarno
agar mau membujuk panglima-panglimanya di Surabaya menghentikan
pertempuran. Terjepitnya pasukan sekutu itu digambarkan dalam buku Donnison “The Fighting Cock” sebagai “Narrowly escape complete destraction” alias hampir musnah seluruhnya”, kalau tidak dihentikan Soekarno-Hatta dan Amir Syarifuddin.
![]() |
Brig.Jen Mallaby |
Panglima AFNEI Letjen Philip Sir Christison mengirim pasukan Divisi ke-5 dibawah Komando May.Jen E.C
Mansergh, jenderal yang terkenal karena kemenangannya dalam Perang
Dunia II di Afrika saat melawan Jenderal Rommel. Mansergh membawa 15
ribu tentara, dibantu 6 ribu personel brigade 45 The Fighting Cock
dengan persenjataan serba canggih, termasuk menggunakan tank Sherman, 25
ponders, 37 howitser, kapal Perang HMS Sussex dibantu 4 kapal perang
destroyer, dan 12 kapal terbang jenis Mosquito.
Dengan
mesin pembunuhnya itu, Mansergh mengultimatum rakyat Surabaya untuk
bertekuk lutut alias menyerah, yang berarti mengakui Indonesia belum
merdeka. Ultimatum Sekutu itu pun tak digubris sehingga terjadilah
pertempuran 10 November 1945 dengan korban yang tidak sedikit..
Semangat dan tekad untuk merdeka itu merupakan semangat yang dipupuk
melalui Resolusi Jihad NU yang digagas para ulama NU Surabaya. Dampak
perlawanan tersebut tidak pernah terpikir oleh
Sekutu yang mengultimatum agar seluruh pemuda dan pasukan bersenjata
bertekuk lutut. Tapi yang terjadi justru sebaliknya.
Perlawanan
Indonesia berlangsung dalam 2 tahap, pertama pengorbanan diri secara
fanatik dengan orang-orang yang hanya bersenjatakan pisau-pisau belati
menyerang tank-tank Sherman kemudian dengan cara yang lebih terorganisir
dan lebih efektif, mengikuti dengan cermat
buku-buku petunjuk militer Jepang. Pertempuran berlangsung dengan ganas
selama tiga minggu. Akhir November 1945 seluruh kota telah jatuh ke
tangan sekutu, namun semangat perlawanan oleh para pejuang Indonesia
yang masih hidup tak bisa dipadamkan. Para santri, dan tentara mengikuti
ribuan pengungsi yang melarikan diri meninggalkan Surabaya dan
kemudian mereka membuat garis pertahanan baru mulai dari Mojokerto di
Barat hingga ke arah Sidoarjo di Timur. Beberapa versi menyebut, korban
dari RI mencapai 20 ribu bahkan ada yang menyebut 30 ribu jiwa.
![]() |
laskar hizbullah |
Perang
terus berkecamuk, jihad terus berlangsung. Belanda yang sebelumnya
membonceng tentara Sekutu terus melancarkan agresi-agresi militernya.
Pihak Inggris sebenarnya tidak senang dengan cara-cara yang ditempuh
oleh Belanda. Pada Desember 1945, pemerintah Inggris mendesak Belanda mengambil sikap yang lebih luwes terhadap RI. Pada 1946 diplomat Inggris, Sir Archibald Clark Kerr mengusahakan tercapainya persetujuan Linggarjati antara RI
dengan Belanda. Persetujuan ditandatangani namun Belanda melanggar
dengan melancarkan agresi militer. Menjelang akhir 1946, komando Inggris
di Asia Tenggara dibubarkan, sejak itu peran asing yang kemudian terlibat menggantikan Inggris adalah Amerika Serikat.
sumber : http://rumahgurubangsa.blogspot.com/2011/06/perang-10-november-1945-dan-peran.html
Tidak ada komentar