Ketika Nabi Menangis
Oleh : Gus Nuril Arifin
Rahasia di balik Rahasia Ilmu Semesta
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami,
Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka.” (191)
Rahmat Di Balik Ayat Pergatian Siang dan Malam
Rahasia di balik Rahasia Ilmu Semesta
Sahabat Bilal bin Rabbah adalah bekas seorang budak hitam yang
dibebaskan oleh sayyidina Abubakar dari bekas tuannya Muawiyah Abu Shofyan. Ketulusan hati dan keimanannya ternyata membuat dirinya di
muliakan Allah dan nabinya. Dan suara emasnya justru menjadi
keajaiban dunia. Sehingga konon Neil Amstrong ketika di bulan sempat
merekam sebuah suara adzan yang demikian mendayu dayu. Yang akhirnya
menggerakan hati sang astronot AS itu masuk 'Islam'.
Pagi itu
hati Bilal gelisah. Biasanya sebelum adzan di kumandangkannya, Bilal
sudah menemukan rasul di masjid nabawi dan sudah i'tikaf serta sholat beberapa
kali. Namun kali ini adzan sudah hampir habis dia tidak menemukan sosok
junjungannya. Bahkan setelah selesai adzan subuhpun rasul belum muncul
untuk mengimami sholat. Setelah ditunggu bersama sahabat yang
lain seperti Sayidina Abu bakar, Umar, Ali juga Abu
Hurairoh beliau juga tidak muncul, beberapa sahabat kemudian
mengutus Bilal menjenguk rasul.
Sang pemilik suara emas itu
beberapa kali mengetuk pintu rumah nabi yang tidak begitu jauh dari masjid
Nabawi. Selang beberapa saat rasul membukakan pintu dan terlihatlah wajah
nabi yang sembab berlinang air mata. Bilal yang khawatir dengan keadaan nabi kemudian bertanya :
" Ada apa ya rasulullah ?".
Dia tidak tidak pernah melihat rasul berperilaku
demikian. Ketika anak kesayangan wafat, ketika sahabat sahabat yang dicintainya
gugur sebagai syuhadapun beliau tidak menangis berlebihan. Paling hanya
menitikan air mata di pipi dan lalu di hapusnya.
Sejurus kemudian rasulullah berkata : "aku menerima wahyu yang berkaitan
dengan ilmu dan alam ini wahai sahabat. Dan betapa kandungan wahyu itu
demikian dahsyatnya"
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (190)
Bilal yang baru mendengar wahyu itu bertanya tanya tak mengerti, apa gerangan yang membuat nabi menangis. Toh makna dari wahyu itu biasa biasa saja ?
Asror (Rahasia Ilmu)
Saudaraku...
Dari sini saya
mulai menyadari kenapa sayidina Abbas Ra, paman rasulullah memohon kepada
rasul untuk didoakan agar mengenal sir dan asror nya ayat Al Qur'an.
Maka dengan doa "allahumma faqqih hu fi addiini wa 'allamahu ta'wila", tidak seorangpun mushonif berani menulis buku tanpa bertanya kepada sayyidina Abbas. Juga tak seorang mufasir berani
menafsirkan al Qur'an tanpa bertanya kepada beliau. Karena ternyata
kandungan ayat ayat al qur'an itu tidak bisa di jamah dengan artikulasi
keilmuan biasa. Seseorang tidak mungkin mampu menafsirkan ayat al Qur'an secara sempurna kendatipun menggunakan tujuh benua sebagai kertasnya dan
tujuh lautan samudera sebagai tintannya. Oleh
sebab itu tafsir akan ayat ayat Allah ini akan berkembang,dan Allah
sendiri membuka pintunya untuk melakukan ijtihad.
Membatasi
tafsir dan terlalu membelenggu maknanya hanya akan
merendahkan kandungan Al Qur'an. Karena memang rahasia ayatnya hanya
Nabi yang tercintalah yang mampu menafsirkannya. Nabi
adalah pembawa berita. Menjadi logos dan perantara Allah dalam
menyapaikan kalam kalam sucinya. Sementara itu kita dan para ulama
setelahnya hanya mampu meraba dari tafsir yang ada dan menambah atau
menyesuaikan dengan kondisi kekiniannya.
Selama banyak
diperdebatkan oleh kalangan ulama yang memegang teguh atas tafsir nash
nash alqur'an berdasarkan tafsir kitab kitab kuning (kuno) tentang boleh tidaknya membuka pintu ijtihad. Dan harus diakui semenjak
munculnya dominasi Sunni atas Mu'tazilah, perkemabangan ilmu tafsir di
dunia Islam nyaris mengalami kemandegan. Kota kota besar yang merupakan ladang keilmuan
seperti Basrah, Iran serta Mesir juga kota lain di jazirah arab dulu sempat melahirkan imam imam besar seperti Imam Malik, Imam
Syafi'i, Imam Ibnu Hambal dan Imam Ibnu Abu Hanifah nyaris
beku. Apalagi pasca dinasti Abbasiyah dan Kesulthanan Usmani di
hancur leburkan oleh Inggris dan Perancis atas bantuan anak kandung
Khawarij, yang belakangana dikenal denagan sebutan Wahabiyah.
Pengembaraan ilmu sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Syafi'i sudah
jarang terjadi. Khasanah khasanah madrasah keilmuan sebagaimana yang
dibuka oleh Imam Abu Hanifah juga jarang muncul. Tulisan ini
tidak atau belum membahas soal ini, melainkan untuk menuju kepada proses
keilmuan wahyu yang di turunkan Allah kepada Rasul, sehingga sahabat
bilal heran melihat bekas air mata nabi yang demikian menyiratkan
ketakutan dan kenyerian. Apalagi sahabat Bilal paham dengan
ketahanan fisik dan batin rasul. Ketika mengalami luka parah
dalam perang Uhud, ketika harus di asingkan oleh kaum musyrik
Makah dan bahkan ketika ditinggal oleh sang istri tercinta Siti Khadijah serta
pamannya, Abu Tholib, rasul tidak menampakan wajah menderita seperti itu.
Bagi Nabi, ayat di atas memiliki arti yang dahsyat. Penciptaan bumi yang di kemukakan Allah ini kelak akan
melahirkan ilmu bumi dan astronomi dan ilmu ilmu yang lain. Mulai
pertambangan, pertanian hingga ilmu ilmu yang belum terkuak waktu
itu. Allah sudah menunjukannya dalam bentuk kalam, tersirat dan tersurat
beserta rahasia rahasiaNya. Betapa Allah mengemas bubur panas perut bumi yang memiliki tingkat panas luar biasa dengan bumi yang berlapis lapis. Di dinginkan dengan lautan yang berjumlah tujuh
samudera diatasnya. Kemudian ketika mendapatkan panas dari matahari
yang menjadi poros bumi, lahirlah uap yang menggumpal di angkasa, kemudian jatuh ke bumi berupa hujan yang menyuburkan tanah. Allah juga mempusakai bumi dengan
gunung gunung agar tidak goncang akibat perputaran bumi itu sendiri dan
juga ketika berputar mengelilingi matahari.
Rahmat Di Balik Ayat Pergatian Siang dan Malam
Surat Ali Imron ayat 190-191 tersebut memang bagi Bilal biasa
saja. Apalagi bagi ulama ulama biasa dan orang awam. Karena hanya menyebutkan
sebuah siklus yang setiap hari terjadi. Sejak zaman
Nabi Adam bahkan barangkali sebelum ada penciptaan manusia, pergantian
siang dan malam itu adalah hal yang wajar. Bahwa siang ada sinar
matahari bersinar, yang tingkat panasnya bergantung musim. Jika musim
panas maka bisa saja panasnya mencapai 58 derajad celsius, semisal daerah Mekah. Kemudian kalau musim dingin bisa sampai minus 5 derajad. Bahkan di Beijing pada bulan Desember bisa
mencapai minus 11 derajad celcius. Hingga saking dinginnya melahirkan salju. Sesuatu yang
tidak pernah terjadi di daerah tropis yang hanya memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan
musim kering.
Namun bagi nabi
tafsirannya sangat berbeda. Nabi yang pernah diperjalankan oleh Allah
melintasi galaksi, menembus atmosfir bumi hingga ke langit lapis
tujuh ini menakwilkan ayat di atas dengan frame of reference yang
demikian dalam. Perjalannan menembus alam semesta yang dikehendaki Allah
sebagaimana ayatnya :
سُبْØَانَ
الَّØ°ِÙŠ Ø£َسْرَÙ‰ بِعَبْدِÙ‡ِ Ù„َÙŠْلا Ù…ِÙ†َ الْÙ…َسْجِدِ الْØَرَامِ Ø¥ِÙ„َÙ‰
الْÙ…َسْجِدِ الأقْصَÙ‰ الَّØ°ِÙŠ بَارَÙƒْÙ†َا ØَÙˆْÙ„َÙ‡ُ Ù„ِÙ†ُرِÙŠَÙ‡ُ Ù…ِÙ†ْ
آيَاتِÙ†َا Ø¥ِÙ†َّÙ‡ Ù‡ُÙˆَ السَّÙ…ِيعُ الْبَصِير
سُبْØَانَ
الَّØ°ِÙŠ Ø£َسْرَÙ‰ بِعَبْدِÙ‡ِ Ù„َÙŠْلا Ù…ِÙ†َ الْÙ…َسْجِدِ الْØَرَامِ Ø¥ِÙ„َÙ‰
الْÙ…َسْجِدِ الأقْصَÙ‰ الَّØ°ِÙŠ بَارَÙƒْÙ†َا ØَÙˆْÙ„َÙ‡ُ Ù„ِÙ†ُرِÙŠَÙ‡ُ Ù…ِÙ†ْ
آيَاتِÙ†َا Ø¥ِÙ†َّÙ‡ Ù‡ُÙˆَ السَّÙ…ِيعُ الْبَصِيرُ ( - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-isra-ayat-1-11.html#sthash.8vMQKyRD.dpuf
سُبْØَانَ
الَّØ°ِÙŠ Ø£َسْرَÙ‰ بِعَبْدِÙ‡ِ Ù„َÙŠْلا Ù…ِÙ†َ الْÙ…َسْجِدِ الْØَرَامِ Ø¥ِÙ„َÙ‰
الْÙ…َسْجِدِ الأقْصَÙ‰ الَّØ°ِÙŠ بَارَÙƒْÙ†َا ØَÙˆْÙ„َÙ‡ُ Ù„ِÙ†ُرِÙŠَÙ‡ُ Ù…ِÙ†ْ
آيَاتِÙ†َا Ø¥ِÙ†َّÙ‡ Ù‡ُÙˆَ السَّÙ…ِيعُ الْبَصِيرُ - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-isra-ayat-1-11.html#sthash.8vMQKyRD.dpuf
سُبْØَانَ
الَّØ°ِÙŠ Ø£َسْرَÙ‰ بِعَبْدِÙ‡ِ Ù„َÙŠْلا Ù…ِÙ†َ الْÙ…َسْجِدِ الْØَرَامِ Ø¥ِÙ„َÙ‰
الْÙ…َسْجِدِ الأقْصَÙ‰ الَّØ°ِÙŠ بَارَÙƒْÙ†َا ØَÙˆْÙ„َÙ‡ُ Ù„ِÙ†ُرِÙŠَÙ‡ُ Ù…ِÙ†ْ
آيَاتِÙ†َا Ø¥ِÙ†َّÙ‡ Ù‡ُÙˆَ السَّÙ…ِيعُ الْبَصِيرُ - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-isra-ayat-1-11.html#sthash.8vMQKyRD.dpuf
Rasul yang di perjalankan atas kehendak Allah untuk melihat secara syar'i, haqiqi dan ma'rifati kejadian
pembuatan alam lewat perlintasan perjalanan dalam kecepatan cahaya.
Tentu saja perjalanan serupa ini sudah menjadi jamak di zaman
sekarang. Terlebih setelah diketemukannya pesawat ulang alik, sistem
komunikasi yang demikian canggih sampai pada batas batas yang
samar. Tetapi pada zaman itu ayat yang menjelaskan isro' wal mi'roj ini
sangat di luar akal sehat. Hanya seorang sahabat nabi sekelas Abu Bakar
yang di tempeli pohon iman yang tangguh dan besar sajalah yang
mempercayainya.
Penciptaan Bumi
Berbeda dengan Nabi yang memiliki tingkat pemahaman seorang rasul
bahkan menjadi imamnya para Nabi, semua kejadian alam dan proses penciptaan
alam ini terserap dalam perjalanan suci ke sidrotul Munthaha itu ilmu
pengetahuan kemudian semakin memperkaya penafsiran dan membenarkan semua
itu. Sehingga kita menjadi faham kenapa sahabat Bilal khawatir, kenapa
Nabi menangis. Dia mengira nabi agung itu mendapatkan teguran dari
Allah. Padahal sebenarnya Nabi di bawa oleh Allah dari awal penciptaan
hingga akhirnya kelak. Dan pada pemahaman kejadian bumi yang demikian
hebat itu, nabi menyampaikan dengan cara sederhana. Hanya disertai
pesan. Jika engkau mewarisi dua hal, kitabullah dan sunnahm maka keselamatan
akan menyertaimu.
Pesan ini banyak melahirkan tafsir
pula, tetapi demi melihat ayat Alqur'an : "yarfa'illahul ladzina amanu
minkum waladzina uthul ilma darojad" maka titik berat dari pesan nabi
itu justru kepada kalimat yang membukakan pintu ijtihat dan ilmu untuk
menafsirkan secara mendetail. Kenapa tidak dijelaskan pada saat sepulang
Nabi dari isro' wal mi'roj ?
Tentu semua itu menjadi
pertimbangan Nabi yang bijaksana. Masyarakat saat itu mendengar isro' wal
mikroj saja menganggap sebagai berita bohong dan penuh isapan jempol. Apalagi
menjelaskan ilmu pengetahuan yang bertele tele. Kalau dengan cara cara yang mudah dan masuk akal saja nabi
dianggap sebagai gila,tukang sihir dan julukan yang buruk bagaimana
kalau menjelaskan dengan kaidah pengetahuan modern yang banyak
membutuhkan penelitian ?
Maka kaum Muslimin dan bangsa dunia
ini patut bersyukur atas ilmu pengetahuan yang senantiasa ditambahkan
Allah kepada manusia sehingga menemukan pemahaman yang sangat memajukan
kehidupan mereka di dunia ini. Sebagaimana di fahami lebih dari 6 milyar
manusia yang hidup di alam semesta (bumi) ini yang menemukan bahwa bumi
tidak datar, melainkan cenderung lonjong atau bulat yang tidak
sempurna. Kemudian manusia membagi dan menamai bagian atasnya dengan
sebutan Kutub Utara dan bagian bawahnya di sebut Kutub Selatan. Namun
ada yang berpendapat pembagian kutub ini sudah berubah tempat dan
kedudukan,.beberapa ayat dari Surat Alqur'an menyebutkan adanya
pergeseran. (insya Allah di bahas mendatang)
Bumi yang
berputar kencang dan berporos pada dirinya sendiri itu memiliki
kecepatan kurang lebih 1.669 km/jam nya. Namun selain berpusing pada dirinya
juga mengitari matahari sebagai pusat galaksi dengan kecepatan 107.000
km/jam dengan jarak 150 000 000 km. Nabi melihat itu dengan angka angka
yang jlimet dan jarak yang demikian teratur. Bagaimana kalau seandainya
jarak putar bumi dengan matahari lebih pendek sebagai mana Mars atau
Venus. Pasti kita bakal melihat bumi akan membara sebagaimana hasil
penelitian ilmuan bahwa Mars tidak mungkin di huni manusia,karena
demikian panasnya.
Dan Bumi melakukan gerakan ajaib ini
sesungguhnya karena bertasbih kepada Allah. Para ilmuwan memahami ini
sebagai bentuk ikatan tali ajaib yang tak tampak atau di kenal sebagai
gravitasi. Dengan ikatan tak tampak itulah matahari menjadi sentra
pengembaraan alam semesta galaksi Bimasakti. Lengkap dengan planet
planetnya yang bernama Merkurius, Mars, Venus, Bumi, Saturnus,
Uranus, Yupiter dan Neptunus serta Pluto.
Dalam ilmu
fisika ini kita banyak menerima informasi bahwa planet terdekat matahari
adalah Mars atau Mercurius. Demikian panasnya sehingga tidak memungkinkan
adanya kehidupan dan tidak ada
air. Kalaupun ada, maka air itu akan menguap sedemikian cepatnya. Sedangkan
sebaliknya di planet Pluto kita juga tidak atau belum menemukan kehidupan karena beku. Jika manusia di kirim ke Pluto tanpa alat
bantu, tentu akan membeku. Apalagi manusia itu terdiri dari darah dan
daging yang kandungan zat cairnya mencapai 60-80%. Bisa anda bayangkan bangaimana darah kita membeku dan membekukan
jantung kita ?
Dan ternyata galaksi kita tidak sendirian di alam semesta. Jalur penerbangan yang di lewati nabi memiliki milyaran bahkan trilyunan atau malah trilyun trilyun
galaksi. Ilmuwan mengelompokan galaksi galaksi itu dalam sebuah cluster yang berisi satu milyar galaksi. Satu milyar cluster kemudian disebut super cluster, selanjutnya
bisa saja dinamai mega cluster dana seterusnya.
Pelacakan Ibrahim
Maka Alqur'an menganjurkan kita untuk mempelajari ciptaan Allah. Sering
memandang ke langit mengikuti jejak sang pencari Tuhan, Ibrahim As. Ibrahim juga tidak langsung faham. Karena
begitu melihat Matahari yang demikian hebat sinarnya sehingga mampu
membagi cahayannya dengan rata, menumbuhkan tanaman dan memberikan
energi tiada terkira, menganggapnya sebagai Tuhan.
Namun
'Tuhan' itu ternyata kalah ketika rembulan muncul. Maka Tuhan Ibrahim
menjadikan rembulan yang demikian eloknya, memberikan sinar dengan indah
tanpa sengatan yang menghitamkan kulit sebagai perwujudan Tuhan. Namun ketika pagi menjelang dan cahaya yang elok itu sirna oleh pancaran matahari, Ibrahimpun berpikir bahwa itu bukan Tuhan.
Dan
benar Ibrahim mengambil kesimpulan bahwa pembuat matahari dan bulanlah Tuhan yang besar dan benar. Pengalaman ini menunjukan bahwa manusia
sekelas Ibrahimpun mengalami proses pencarian dengan angka kesalahan
juga. Bagi kita sekarang dan ilmu pengetahuan menampilkan fakta bahwa melalui pandangan mata telanjang, terlihat bintang sebagai pelengkap matahari dan rembulan itu
kecil. Hingga cahanaya hanya sebatas kerlap kerlip. Tapi hakekat sebenarnya tidaklah kecil. Bintang bintang itu sebenarnya adalah titik titik
sentral galaksi yang bernama matahari. Yang ukurannya mungkin jauh lebih
besar dari matahari kita. Bahkan ada matahari dari galaksi tetangga yang
ukuran mataharinya mencapai 1.500 kali matahari kita. Dan jumlahnya dalam satu galaksi tidak hanya satu. Tetapi kenapa kelihatan kecil ?. Bukankah besarnya
mencapai ratusan ribu kali lipat bumi kita ?. Ilmu pengetahuan
menjawab bahwa jarak terdekat galaksi kita dengan galaksi lainya
sekitar 8 tahun cahaya.
Bayangkan kecepatan cahaya adalah
300.000 km /detik, kalau di kalikan 8 tahun berapa jaraknya ?. Kira
kira sekitar 75 trilyun kilometer. Maka sesungguhnya ketika matahari atau
bintang yang kita lihat hari ini sesungguhnya bukan matahari hari
ini, karena mereka sudah berjalan sekian trilyun kilo meter. Hebat
bukan ?
Oleh sebab itu Allah memuji dirinya sendiri dengan menyebut
Subhanalladzi asro bi abdihi. Karena kesucianNyalah yang mampu
menggerakan hambaNya dalam sehari semalam menempuh waktu tempuh yang
sangat spektakuler.
Semua yang saya jelaskan diatas itu adalah langit
langit bumi. Belum menjangkau langit ketujuh. Kalau menempuh perjalanan
ke galaksi atau bintang terdekat saja 8 tahun cahaya, lalu berapa tahun
kalau dilakukan perjjalanan sampai menembus langit ketujuh.
Baiklah sebagai ilustrasi kita bikin hitung hitungan kalau 8 tahun
cahaya saja membutuhkan jarak 75 trilyun km (8 th x365 harix24 jamx60
menit x 60 detik x300 km) berarti kalau kita menempuhnya dengan
kecepatan pesawat terbang supersonik atau chalenger sekalipun yang
kecepatan maksimalnya adalah 20.000 km/jam, maka membutuhkan waktu 75
trilyun km di bagi 20.000. 428 tahun lebih. Sampai di tujuan sana kah anda ?
Di sini Allah tidak
sombong, bahkan kalau sombongpun boleh (karena memang namanya sendiri
adalah Mutakabir). Allah layak sombong karena waktu yang demikian
jauh menjadi tidak berarti ketika rasul di perjalankan bukan hanya
menembus jarak antar galaksi, tetapi melewati semesta bumi yang terdiri
dari bermilyar milyar galaksi, menuju semesta langit kedua lapis ketiga
hingga lapis terakhir, dan di hadapkan oleh Allah sendiri pada singgasana
suci, Sidrathul Muntaha. Subhanallah...
Betapa Rosul
tidak menangis diingatkan kembali menjelang akhir hayatnya dengan
ringkasan perjalanan luar biasanya ini ?.
Bagaimana denganmu ?
Sudahkan
anda melakukan perjalanan serupa ?
Sudahkan anda menjadikan sholatmu
sebagai mikrojul lil mukminin ?
Bagaimana rasul tidak menangis ketika Allah
menyediakan sarana menuju ke Sidrotul Muntaha itu tanpa bersusah payah
bagi umat Muhammad yakni dengan sholat saja ?.
"Ash sholatu mi'rojul lil
mukminin"
Bagaimana rasul tidak menangis, ketika di hadapan segala berkah dan nikmat. Mendapat dekapan hangat dengan ucapan mesra sang Kholiq: "Assalamu alaika ayyuhan nabiyu warohmatullahi
wabarakatu" ?
Sang Musa yang memiliki 14 mu'zizat, bahkan ikan asin saja
bisa hidup kembali. Tapi tidak tahan melihat cahaya dan hijab Allah. Musa bahkan
pingsan ketika menerima the ten commandemen (10 perintah Allah). Tetapi
Nabi Muhammad tidak. Bahkan beliau berdialog. Sehingga
memperoleh sebuah jalan kehormatan bagi hambannya untuk bermi'roj
kepadaNya, yaitu lewat
sholat. Subhanallah...
KH Nuril Arifin
Tidak ada komentar