Breaking News

OPERASI FITNAH

Tehnik man to man atau door to door seperti yang ada dalam video fitnah larangan adzan dan soal LGBT itu saya paham sekali siapa pelakunya. Itu bukan kejadian sporadis atau insidental. Operasi fitnah semacam itu sudah didesain dengan sangat rapi, dilakukan oleh sebuah team yang terlatih dan memiliki sasaran yang jelas.

Operator lapangan dibekali dengan pelatihan khusus. Bagaimana mengenali lawan bicara, mengalihkan pembicaraan dan mempengaruhi pikiran. Para koordinator lapangan adalah mereka yang sudah diberi asupan pengetahuan tentang peta sebuah wilayah. Biasanya mengacu pada hasil election sebelumnya. Sementara donatur dari aksi ini adalah elite lokal dan atau caleg yang dipasang di TKP.
Kaum hawa tak pelak menjadi ujung tombak operasi. Terutama untuk area sulit. Satu kelompok operasi biasanya terdiri dari dua hingga empat orang. Sasarannya multi gender, tapi lebih diutamakan kaum ibu. Pepatah mengatakan, tak dapat bapak, ibupun jadi. Toh nilai suaranya sama. 
Memang tidak semua orang dijadikan obyek. Fitnah itu terkait dengan asupan pengetahuan. Maka, sasaran terpenting adalah mereka yang dalam keseharian kurang mendapatkan informasi. Pembantu rumah tangga, pekerja kasar, ibu ibu renta dan sebagainya.
Ada sedikit catatan, bahwa tidak semua operator lapangan memahami bahwa apa yang ia ungkapkan adalah fitnah. Untuk level ini, sebagian besar memang dipilih dari mereka yang meyakini bahwa fitnah itu sebuah kebenaran. Bahkan koordinatorpun kadang tidak memahami jika apa yang mereka kerjakan adalah sebuah keburukan. Malah sebaliknya, itu dianggap sebagai salahsatu cara untuk memperjuangkan kepentingan.
Para lelaki bekerja di balik meja. Membuat rencana, menganggarkan dana, mengevaluasi dan membuat langkah lanjutan. Tapi tak jarang juga turun ke lapangan. Meski menggunakan tehnik yang berbeda. Masuk ke kelompok kelompok kecil masyarakat. Tongkrongan warkop, kumpulan tempat ibadah, tempat olahraga dan sebagainya. Mereka tidak secara kasat mata melakukan operasi. Tapi mereka paham siapa yang akan jadi korban.
Target yang masuk kategori 'hampir yakin' atau masih abu abu akan diinventarisir. Mereka akan disuplai informasi lanjutan. Bisa jadi pesan pendek berupa tausiah, atau konten fitnah lainnya. Tak jarang, mereka juga membentuk tim kecil untuk sekedar silaturahmi ke rumah target. Ini penting untuk menjaga audien agar tidak terpengaruh pihak luar.
Kebencian adalah bahan bakar fitnah dan segala keburukan. Ketika kebencianmu terluapkan, entah melalui kata maupun pena, maka dari situlah mereka masuk. Menawarkan solidaritas, pertemanan dan perlindungan. Selanjutnya, kamu akan dijejali informasi sesuai dengan kemauan mereka.
Lalu, bagaimana cara untuk menghindari itu semua ?
Sederhana,
Banyak baca, banyak ngopi, dan luaskan duniamu....
Ehhh...
Jangan lupa, sering nonton dangdutan.
Orang yang nggak suka ndangdutan, hidupnya terlalu flat...
He he he he

Oleh : Komandan GubrakHe h

Tidak ada komentar